Menteri AI Albania Bernama Diella, Menteri AI Pertama Di Dunia Untuk Melawan Korupsi

Beranda Blog Berita

Menteri AI Albania Bernama Diella, Menteri AI Pertama Di Dunia Untuk Melawan Korupsi

Diella menteri AI pertama di dunia
Bagi pejabat pemerintah, disebut “tidak berperasaan” adalah risiko pekerjaan. Namun Albania memilih membalik ejekan itu menjadi nilai positif, dengan menunjuk seorang menteri berbasis AI. Bukan menteri urusan kecerdasan buatan. Melainkan anggota kabinet yang, secara harfiah, adalah hasil kerja AI. Menteri AI Albania ini, layaknya bintang pop, dikenal hanya dengan satu nama: Diella.

Seorang perempuan memegang ponsel yang menampilkan gambar AI perempuan berkerudung putih
Si “menteri” baru bernama Diella sudah aktif sebagai bot yang membimbing pemohon mengurus dokumen resmi — ADNAN BECI/AFP.

Perdana Menteri Edi Rama memperkenalkannya sebagai anggota kabinet barunya pada Kamis, empat bulan setelah memenangi masa jabatan keempat pada pemilu Mei.

Namun langkah ini lebih bersifat simbolis, bukan resmi, karena konstitusi Albania mengharuskan menteri adalah warga negara berusia minimal 18 tahun dan cakap secara mental.

Meski begitu, kelebihan menunjuk bot dibanding manusia terlihat jelas.

Diella—namanya berarti “matahari” dalam bahasa Albania—tidak akan menjadi sumber bocoran memalukan tentang pemerintah. Ia hanya “haus daya” dalam arti membutuhkan listrik. Skandal biaya perjalanan juga tampaknya bukan isu.

Faktanya, korupsi adalah perhatian utama Rama saat memasukkan Diella ke timnya sebagai menteri pengadaan publik.

Perannya adalah memastikan Albania menjadi “negara di mana tender publik 100% bebas korupsi”.

“Kami bekerja dengan tim yang hebat, bukan hanya dari Albania tetapi juga internasional, untuk melahirkan model AI lengkap pertama dalam pengadaan publik,” kata perdana menteri kepada BBC.

“Kami tidak hanya akan menghapus semua potensi pengaruh pada proses lelang publik—kami juga akan membuat prosesnya jauh lebih cepat, lebih efisien, dan sepenuhnya akuntabel.”

Diella sebenarnya sudah bekerja di Albania sebelum “penunjukan” pemerintah. Versi awalnya adalah asisten virtual bertenaga AI yang membimbing pemohon mengurus dokumen resmi.

Edi Rama, perdana menteri Albania, berpose dengan tangan di dagu
Perdana Menteri Albania, Edi Rama, memenangkan masa jabatan keempat pada Mei dan memperkenalkan kabinetnya pada Kamis — Reuters.

Rama menyebut Diella telah “membantu lebih dari satu juta permohonan” di platform e-Albania. Namun visinya untuk peran AI di pemerintahan jauh lebih besar daripada sekadar chatbot.

Ia berbicara tentang “melompati” negara yang lebih besar dan lebih maju, yang masih terikat pada “cara kerja tradisional”.

Tanggapan terhadap peran baru Diella beragam. Partai oposisi Demokrat menyebut inisiatif ini “konyol” dan “inkonstitusional”.

Namun ada juga yang berhati-hati tapi optimistis.

Pendiri perusahaan jasa keuangan Balkans Capital, Aneida Bajraktari Bicja, mencatat bahwa Edi Rama “sering mencampur reformasi dengan teatrikal, jadi wajar jika orang bertanya-tanya apakah ini simbolisme”. Namun ia mengatakan “menteri AI” bisa konstruktif jika berkembang menjadi sistem nyata yang meningkatkan transparansi dan kepercayaan dalam pengadaan publik.

Pakar antikorupsi juga melihat potensi AI untuk meminimalkan korupsi.

“AI masih merupakan alat yang baru—tetapi jika diprogram dengan benar, saat Anda mengajukan penawaran secara online, Anda dapat melihat dengan jelas dan lebih dekat apakah sebuah perusahaan memenuhi syarat dan kriterianya,” kata Dr Andi Hoxhaj dari King’s College London, pakar Balkan Barat, korupsi, dan supremasi hukum.

Ia menilai kemajuan cepat Albania dalam perundingan aksesi Uni Eropa, serta dorongan dari Brussels agar negosiasi selesai pada 2027, memberi insentif kuat bagi negara itu untuk memberantas korupsi.

“Taruhannya besar,” ujarnya. “Prapersyaratan utama dari UE adalah menangani korupsi. Jika [Diella] menjadi wahana atau mekanisme yang bisa digunakan untuk mencapai tujuan itu, ini layak dicoba.”

Edi Rama tidak menampik ada unsur publisitas dalam terobosan terbarunya. Namun ia menegaskan niatnya serius di balik kemasan yang jenaka itu.

“Ini memberi tekanan kepada anggota kabinet dan lembaga nasional lain untuk bergerak dan berpikir berbeda. Ini keuntungan terbesar yang saya harapkan dari menteri ini,” katanya.

Singkatnya, para menteri patut waspada: AI bisa saja mengincar pekerjaan mereka juga.

Sumber : BBC

Tentang Penulis