Pada usia enam bulan, bayi manusia masih belajar untuk duduk sendiri. Namun bayi orangutan sumatera pada usia tersebut sudah mengembangkan keterampilan tekniknya. Orangutan membangun tempat tidur yang sangat kompleks setinggi 20 meter di atas kanopi pohon, setara dengan bangunan empat lantai di atas tanah, setiap malam. Sarangnya rumit dan dapat mencakup bahan yang ditenun, bantal, selimut, bantalan, dan atap untuk melindungi dari hujan.
Namun membangun sarang bukanlah sesuatu yang bersifat naluriah bagi orangutan, hal ini harus dipelajari melalui percobaan dan kesalahan selama bertahun-tahun yang dimulai sejak masa bayi, para peneliti melaporkan pada artikel di May Animal Behavior. Temuan ini mungkin penting untuk melestarikan populasi jenis kera yang terancam punah ini.
Puncak pohon adalah tempat yang berbahaya untuk ditinggali jika pohonnya begitu besar dan berat, dan sarang yang dibuat dengan buruk dapat menimbulkan bencana, kata Andrea Permana, ahli primata di Universitas Warwick Inggris.
Untuk melihat bagaimana orangutan menjadi membangun sarangnya, Permana dan rekan-rekannya melacak perkembangan 27 anak orangutan sumatera di stasiun pemantauan Suaq Balimbing di Sumatra, Indonesia, selama 13 tahun. Pengamatan tersebut memungkinkan para peneliti untuk membuat garis waktu terperinci tentang bagaimana pembangunan sarang orangutan dimulai.
Pada usia 6 bulan, bayi orangutan mulai tertarik membangun sarang, bahkan menambahkan dedaunan dan ranting ke sarang induknya.
Orangutan muda memulai dengan membangun sarang pada siang hari, sebuah percobaan sementara, seringkali di pohon buah-buahan, untuk bersantai sambil mencari makan. “Beberapa saat sebelum mereka berumur satu tahun, mereka sudah mulai mencoba membengkokkan dahan dalam lingkaran untuk mencoba membuat fondasi sarang,” kata Permana.
Pada usia ini, mereka tidak selalu cukup kuat untuk menyelesaikan pekerjaan. “Mereka akan bergantung pada cabang dengan beban tubuh mereka untuk mencoba mematahkannya, benar-benar menarik, mencoba membengkokkannya,” kata Permana. “Mereka pikir mereka telah membuat lingkaran dan mereka melepaskannya dan lingkaran itu terlepas begitu saja. Anda dapat melihat mereka terkejut, seperti ‘Oh! Ini tidak semudah kelihatannya.'”
Usia 3 hingga 4 tahun merupakan masa yang seru dalam praktik membangun sarang saat orangutan muda, mereka menyempurnakan sarangnya pada siang hari, dan mencoba mulai membuat sarang di malam hari. Permana mengatakan ada seekor urangutan muda, bernama Fredy, pada usia sekitar 3 tahun, membangun dan menghancurkan 21 sarang dalam satu hari.
Pada usia sekitar 5 tahun, orangutan muda sudah bisa membangun tempat yang layak untuk bermalam, biasanya membangun sarang beberapa meter di atas sarang induknya di pohon yang sama. Bahkan jika mereka tidur sendiri, orangutan muda sepertinya selalu terbangun kembali di sarang induknya sampai mereka disapih sepenuhnya pada usia sekitar 7 atau 8 tahun, demikian temuan Permana.
Penelitian Permana adalah “penelitian pertama dan mendetail mengenai perkembangan pembuatan sarang pada orangutan,” kata Elizabeth Lonsdorf, ahli primata di Universitas Emory, Atlanta. Hal ini juga menggarisbawahi pekerjaan penting yang perlu dilakukan oleh fasilitas rehabilitasi yang dirancang untuk mempersiapkan orangutan tanpa induk untuk hidup di alam liar dengan mengajari mereka keterampilan utama, seperti membangun sarang.